Rabu, 20 April 2011

Kandungan dan manfaat soda

Minuman soda mengandung banyak benzene, suatu zat karsinogenik

Kalbefarma - The US Food dan Drug Administration (FDA) beberapa waktu lalu mengatakan bahwa beberapa minuman bersoda dan minuman ringan lainnya di US mengandung zat karsinogenik benzene yang kadarnya tinggi.

Dari 100 contoh minuman bersoda dan minuman ringan yang diteliti, ditemukan 5 jenis minuman yang mengandung kadar benzene melebihi standart yang ditetapkan yaitu 5 ppb (part per bilion). Pada lima jenis minuman tersebut kadar benzene yang ditemukan mencapai hingga 79 ppb.

Benzene adalah suatu bahan kimia yang dapat menjadi pemicu terjadinya leukemia. Pada minuman tersebut dapat ditemukan dua jenis kandungan yaitu vitamin C yang disebut asam askorbat dan dua zat pengawet: sodium benzoate dan potassium benzoate.

Kemungkinan saat itu kandungan benzene tidak ditemukan, namun para ahli mengatakan bahwa faktor terpaparnya udara panas dan sinar dapat memicu terbentuknya benzene pada minuman tersebut.

Tes yang dilakukan FDA terhadap berbagai jenis minuman bersoda menunjukkan bahwa kandungan benzene yang terdapat pada minuman jus atau minuman soda memiliki problem kesehatan yang serius, dikatakan Richard Wiles, senior vice president pada Enviromental Working Group.




Sebuah minuman ringan (juga disebut sebagai soda, soda pop, pop, minuman dingin, minuman berkarbonasi, tonik, coke, atau minuman soda) adalah minuman non-alkohol biasanya mengandung air - sering air berkarbonasi - dan agen flavoring . Many of these beverages are sweetened by the addition of sugar or high-fructose corn syrup , or — in the case of "diet" drinks — with a sugar substitute . Banyak dari minuman yang manis dengan penambahan gula atau sirup jagung fruktosa tinggi , atau - dalam hal makanan "minuman" - dengan pengganti gula . They may also contain ingredients such as caffeine and fruit juice . Mereka juga mungkin mengandung bahan-bahan seperti kafein dan jus buah .
They are called "soft" in contrast to "hard drinks" — that is, alcoholic beverages . Mereka disebut "lunak" berbeda dengan "minuman keras" - yaitu, minuman beralkohol . Small amounts of alcohol may be present in a soft drink, but the alcohol content generally must be less than 0.5% of the total volume if the drink is to be considered non-alcoholic. [ 1 ] Sejumlah kecil alkohol mungkin ada dalam minuman ringan, tetapi kadar alkohol umumnya harus kurang dari 0,5% dari total volume jika yang diminum harus dianggap non-alkohol. [1]
Widely sold soft drink varieties/flavors include cola , lemon-lime , root beer , orange , grape , cream soda , ginger ale , flavored water , tonic water , sparkling lemonade , sparkling water , iced tea , sweet tea , squash , and fruit punch , and tropical fruit punch. Banyak dijual varietas minuman ringan / rasa termasuk cola , lemon-lime , root beer , jeruk , anggur , krim soda , ginger ale , air beraroma , air tonik , sparkling limun , air mineral , es teh , teh manis , squash , dan minuman buah , dan punch buah tropis.
Soft drinks are usually served chilled or at room temperature, are rarely heated, and generally do not include milk or other dairy beverages. Minuman ringan biasanya disajikan dingin atau pada suhu kamar, jarang dipanaskan, dan umumnya tidak termasuk susu atau susu minuman. Beverages that are typically not considered soft drinks include hot chocolate , hot tea , coffee , pure juice , milkshake , and schorle . Minuman yang biasanya tidak dianggap sebagai minuman ringan termasuk cokelat panas , panas teh , kopi , murni jus , milkshake , dan schorle .

Air soda dikenal dengan banyak nama - soda, air mineral, air soda. Really, soda water is regular water that has had carbon dioxide pumped into it. Sungguh, air soda adalah air biasa yang memiliki karbon dioksida dipompa ke dalamnya. This is the same thing that they do to soda liquids to make them bubbly. Ini adalah hal yang sama yang mereka lakukan untuk cairan soda untuk membuat mereka ceria.

While these water drinks do not have alcohol in them, they are very commonly used as a mixing agent for cocktails. Meskipun minuman air tidak memiliki alkohol di dalamnya, mereka sangat umum digunakan sebagai bahan campuran untuk koktail. They give the alcoholic drink a little spritz and mouth appeal. Mereka memberikan minuman beralkohol spritz sedikit dan daya tarik mulut.

You can even make your own soda by mixing soda water with a flavoring. Anda bahkan dapat membuat soda Anda sendiri dengan air soda bercampur dengan bumbu. That in essence is all that soda is. Bahwa pada dasarnya adalah semua soda itu.

Soda water in all of its forms is completely low carb. Soda air dalam segala bentuknya benar-benar karbohidrat rendah. There are no carbs at all in water. Tidak ada karbohidrat sama sekali dalam air. There are no carbs in carbon dioxide :) Carbon dioxide is just as gas, and is fact the gas you breathe out of your body. Tidak ada karbohidrat dalam karbon dioksida:) Karbon dioksida hanya sebagai gas, dan adalah fakta gas Anda bernapas keluar dari tubuh Anda. You breathe in oxygen, you breathe out carbon dioxide. Anda bernapas dalam oksigen, Anda bernapas keluar karbon dioksida.

However, make sure that you do not confuse soda water with TONIC water. Namun, pastikan bahwa Anda tidak bingung air soda dengan air tonik. Tonic water is water flavored with quinine, sugar and fruit extracts. Tonic air adalah air dibumbui dengan kina, gula dan ekstrak buah. Tonic water most definitely does have carbs and calories. air Tonic paling jelas memang memiliki karbohidrat dan kalori.


1. Air : Komponen utama softdrink.
2. CO2: Sama dengan gas buang pernafasan kita. Berguna untuk memperbaiki flavor minuman. Menghasilkan rasa masam yang enak dan rasa “krenyes-krenyes” dan “menggelitik” di kerongkongan.
3. Gula/pemanis:
- Softdrink reguler:
Sukrosa (gula tebu), sirup fruktosa atau HFCS (High Fructose Corn Syrup).
- Softdrink diet:
Pemanis sintetis aspartam, sakarin atau siklamat. Di Amerika Serikat menggunakan pemanis sintetis mutakhir : sucralose dan acesulfame-K
4. Kafein (terutama pada jenis cola dan coffee cream) : kadarnya cukup tinggi,
membantu seseorang tetap terjaga / tidak mengantuk, jantung dapat berdegub kencang, sehingga tidak direkomendasikan bagi mereka yang hipertensi, berpotensi serangan jantung koroner atau stroke
5. Zat pengawet: Umumnya softdrink diawetkan dengan sodium-benzoat, suatu bahan pengawet sintetis. Aman untuk bahan pangan namun ada batas maksimal yang harus diperhatikan.
6. Zat pewarna: Ditemukan pada beberapa jenis softdrink, tidak terdapat pada softdrink jernih. Ada zat pewarna alamiah seperti karamel (pada softdrink cola) tetapi yang banyak digunakan adalah zat pewarna sintetis seperti : karmoisin dan tartrazin.
7. Flavor buatan : seperti rasa jeruk, rasa strawberry, rasa nanas dan sebagainya
Secara umum kita ketahui bahwa kandungan yang sangat membahayakan kesehatan yang terdapat dalam kandungan minuman soda adalah bahan pewarna, bahan pengawet serta bahan pemanis buatan
Minuman berkarbonasi adalah minuman yang tidak memiliki kandungan alkohol. Di seluruh belahan bumi, minuman berkarbonasi memiliki beberapa nama populer yang berbeda-beda, sebagai contoh, di Amerika Serikat, dikenal dengan nama soda, soda pop, pop atau tonik, di Inggris dikenal dengan fizzy drinks, di Kanada dikenal dengan Soda atau Pop saja. Sedangkan di daerah Ireland, mereka menyebutnya Minerals.
Pada tahun 1770an, seorang ilmuwan berhasil menciptakan suatu proses untuk menghasilkan air mineral berkarbonasi. Adalah seorang berkebangsaan Inggris bernama Joseph Priestley yang berhasil memproses air hasil destilasi dan mencampurnya dengan CO2. Ilmuwan Inggris yang lain adalah John Mervin Nooth, yang berhasil memperbaiki hasil penemuan Priestley dan menjualnya secara komersial alat untuk memproduksi air soda yang pertama untuk digunakan di bidang farmasi.
Karbonasi terjadi ketika gas CO2 terlarut secara sempurna dalam air. Proses ini akan menghasilkan sensasi karbonasi "Fizz" pada air berkarbonasi dan sparkling mineral water. Hal tersebut diikuti gengan raeksi keluarnya buih (foaming) pada minuman soda yang tidak lain adalah proses pelepasan kandungan CO2 terlarut di dalam air.
Soda pertama kali ditemukan oleh seorang ilmuwan Inggris bernama Joseph Priestley pada tahun 1770-an, yaitu ketika ia berusaha mencampurkan air destilasi dengan gas karbondioksida (CO2). Soda mulai dikenal luas ketika ilmuwan Inggris lainnya, yaitu John Mervin Nooth menyempurnakan penemuan Joseph Priestley dan menjualnya sebagai obat. Pada tahun 1830, sebuah pabrik minuman berkarbonasi pertama kali berdiri di Amerika Serikat.
Air soda memiliki rumus kimia H2CO3. Untuk membuat air soda, komponen yang paling penting adalah air dan gas karbondioksida. Air soda memang dibuat dengan melarutkan gas karbondioksida (CO2) ke dalam air.
Sama seperti oksigen, karbondioksida merupakan gas yang banyak terdapat di alam.
Karbondioksida merupakan gas yang kita keluarkan saat bernapas dan diambil oleh tanaman untuk proses fotosintesis. Bila diinjeksi ke dalam air dengan tekanan tinggi, karbondioksida akan membentuk asam karbonat. Itulah sebabnya minuman berkarbonasi disebut juga minuman berkarbonasi (carbonated beverages). Asam karbonat tersebutlah yang bertanggung jawab terhadap timbulnya sentuhan khas soda di mulut (mouthfeel) dan perasaan yang mengigit (bite) pada saat minuman berkarbonasi.diminum.
Selain itu, gas karbondioksida juga berpengaruh terhadap timbulnya efek extra sparkle, yang membedakan minuman ringan berkarbonasi dengan non-karbonasi. Extra sparkle adalah efek penampakan berkelap-kelip pada minuman. Secara praktis CO2 adalah satu-satunya gas yang paling cocok untuk memproduksi penampakan sparkle dalam minuman ringan berkarbonasi.
Kelarutan gas karbondioksida sedemikan rupa, sehingga dapat bertahan dalam cairan pada suhu ruang. Jika dikocok secara perlahan, gas tersebut akan melepaskan gelembung dalam minuman.Keberadaan karbondioksida pada minuman dapat diibaratkan seperti rempah-rempah pada makanan. Karbondioksida dapat meningkatkan citarasa pada minuman sehingga orang menikmati saat mengonsumsinya. Pada saat larut dalam air, CO2 memberikan rasa asam sehingga dapat menurunkan pH menjadi sekitar 3,2 – 3,7. Rasa asam tersebut merupakan rasa khas soda yang membuat orang teringat terus akan rasanya. Salah satu keunggulan minuman berkarbonasi adalah aman dari kontaminasi bakteri, terutama bakteri yang bersifat patogen (penyebab penyakit). Gas karbondioksida yang larut dalam air, bukan hanya menghasilkan rasa yang spesifik, tetapi juga dapat berfungsi sebagai antibakteri untuk mengawetkan minuman secara alami.
Kandungan karbondioksida di dalam minuman ringan tergantung dari jenis minumannya. Untuk minuman yang mengandung flavor imitasi, biasanya digunakan kadar karbonasi yang tinggi. Pada minuman dengan flavor buah yang mengandung gula tinggi lebih disukai kadar karbondioksida yang rendah.
Energi dari Minuman Berkarbonasi
Dilihat dari nilai gizinya, minuman berkarbonasi tidaklah termasuk minuman padat gizi.
Namun, meturut catatan Prof. Dr. Ir. Made Astawan, MS, Dosen di Departemen Ilmu dan
Teknologi Pangan – IPB, penggunaan gula, menjadikan minuman ini sebagai penyumbang energi yang dibutuhkan tubuh.
Selain itu penambahan bahan tertentu juga memberikan sumbangan mineral yang berarti bagi tubuh. Yang menarik, mereka yang sedang berdiet rendah kalori dapat memilih minuman karbonasi rendah energi. Minuman ini menggunakan bahan pemanis sintetik sebagai pengganti gula. Sementara, konsumsi energi dalam satu hari rata-rata mencapai 2.300 – 3.800 kkal, tergantung dari umur dan banyaknya aktivitas. Sekaleng minuman ringan ukuran 240 ml mengandung sekitar 100 kkal energi. Kandungan energi inilah yang menyebabkan minuman ringan memberikan efek menyegarkan setelah melakukan pekerjaan fisik atau setelah berolah raga.
Selain itu, kandungan air pada minuman berkarbonasi juga sangat penting untuk menyuplai cairan ke dalam tubuh (hidrasi). Di dalam tubuh manusia, air diperlukan untuk mencerna makanan, melangsungkan reaksi-reaksi kimia untuk menghasilkan energi, mengatur suhu tubuh, media untuk mengeluarkan sisa-sisa metabolisme dan racun, menyerap oksigen, dan berbagai fungsi lainnya. Kandungan air yang tinggi pada minuman ringan (soft drinks) dapat berfungsi untuk mengatasi dehidrasi di dalam tubuh.
Minuman Berkarbonasi Bisa Tingkatkan Asupan Cairan Kedalam Tubuh
Variasi dalam konsumsi minuman sehari-hari termasuk konsumsi minuman berkarbonasi mampu meningkatkan jumlah asupan cairan kedalam tubuh.
Prof. DR Made Astawan, MS, menyatakan bahwa selain fungsi fisiologis, minuman dapat memberi efek sensoris melalui penambahan rasa, warna serta manfaat tambahan selain fungsi hidrasi. Proses pemberian nilai tambah dalam beragam produk minuman modern sekarang ini mampu merangsang peningkatan konsumsi cairan yang dibutuhkan oleh tubuh manusia sehari-hari.”Tubuh manusia perlu cairan. Kebutuhan cairan bagi orang dewasa normal adalah 1 ml per kilokalori energi, yaitu sekitar 2.000 – 2.500 ml/hari. Kebutuhan tersebut akan meningkat pada kondisi tertentu, seperti pada cuaca yang panas, sedang beraktivitas berat, kondisi demam atau stress. Dari total kebutuhan tubuh akan cairan, 80 persennya dipenuhi dari minuman (beverages), sedangkan 20 persen sisanya dari makanan (sayur, buah, dan lainnya),” jelas Prof. Made Astawan.
Dalam perkembangan peradaban manusia, selain ’air putih’, berbagai cara dilakukan untuk menambah kenikmatan dalam mengkonsumsi minuman termasuk melalui penambahan variasi rasa, ”Tubuh manusia perlu cairan. Kebutuhan cairan bagi orang dewasa normal adalah 1 ml per kilokalori energi, yaitu sekitar 2.000 – 2.500 ml/hari. warna maupun kemasan. Banyak bangsa di dunia ini yang memiliki budaya minum serta jenis minuman yang khas. Hal ini menunjukkan bahwa manusia memiliki kecenderungan untuk meminum lebih dari ’sekedar air’ dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Dalam kehidupan modern, didorong oleh kebutuhan akan pola hidup yang praktis dan cenderung serba cepat, industri minuman modern menjadi semakin berkembang dan menawarkan semakin banyak jenis, rasa serta kemasan. Aneka minuman ringan (termasuk kola, minuman rasa buah, jus, teh, susu) yang tersedia baik dalam bentuk berkarbonasi maupun tidak berkarbonasi berguna dalam pemenuhan kebutuhan konsumsi minuman sehari-hari.”Minuman, apa pun jenisnya, mempunyai peran penting untuk menggantikan cairan yang hilang melalui keringat, urin dan juga pernapasan. Di negara-negara tropis, seperti Indonesia, keberadaan minuman ringan berkarbonasi telah lama hadir dan beredar dipasar. Selain kandungan air didalamnya yang dibutuhkan oleh tubuh sebagai pengusir rasa haus, minuman berkarbonasi juga memiliki nilai intrinsik (emosional) karena memberikan rasa dan kesegaran khas yang disukai konsumennya,” kata Rhadeya Setiawan, Scientific and Regulatory Affairs Manager, PT Coca-Cola Indonesia.
Air soda memiliki rumus kimia H2CO3. Untuk membuat air soda, komponen yang paling penting adalah air dan gas karbondioksida. Air soda memang dibuat dengan melarutkan gas karbondioksida (CO2) ke dalam air.
Minuman Berkarbonasi dan Kesehatan Tulang
Mengkonsumsi Sparkling Beverages (Minuman berkarbonasi) tidak akan membuat rapuh tulang ataupun menyebabkan osteoporosis. Penyebab utama dari kerapuhan tulang adalah karena tidak mengkonsumsi kalsium yang cukup dalam makanan anda, (khususnya pada saat usia muda), perubahan pada hormon wanita dan kekurangan aktifitas fisik.
Banyak orang mengira kerapuhan tulang terjadi karena tingginya kandungan unsur fosfor (dari asam fosfat yang terdapat pada minuman kola) atau terlalu banyak kafein dalam sistem tubuh dapat menyebabkan tubuh kita sulit menyerap kalsium. Namun demikian, para ahli telah melalukan banyak penelitian mengenai hal ini, dan mereka menyimpulkan bahwa semua itu tidaklah benar.
Pada tahun 1994, US National Institue of Health (NIH) mengumpulkan para ahli osteoporosis dan kesehatan tulang pada sebuah konferensi mengenai penyerapan kalsium yang optimal. Laporan para ahli menyatakan “belum pernah ditemukan bukti bahwa fosfat dapat mempengaruhi penyerapan kalsium atau pembuangan kalsium secara signifikan.”
Asosiasi Kedokteran Amerika menganalisa pernyataan dari para ahli tersebut dan meyimpulkan bahwa pengaruh fosfat pada penyerapan kalsium “sangat kecil secara fisiologi”.Pada tahun 1997, US National Academy of Medical Science menganalisa data ilmiah tentang fosfor dan tidak menemukan adanya akibat negatif pada penyerapan kalsium. Kesimpulannya, tidak ada dasar yang rasional untuk menghubungkan jumlah kalsium dengan jumlah fosfor yang dikomsumsi semua kelompok umur.
Pada tahun 2000, NIH dalam Consensus Development Conference mengenai osteoporosis menegaskan bahwa mengkonsusmsi fosfor/ kafein bukanlah faktor penyebab osteoporosis bagi orang yang menjalani pola makan seimbang.Pada tahun 2004, Laporan Ahli Bedah Umum Amerika Serikat tentang kesehatan tulang dan oestoporosis (.S. Surgeon General’s Report on Bone Health and Osteoporosis) telah menganalisa sejumlah data ilmiah berkaitan dengan adanya kekhawatiran yang berkembang mengenai kalsium dan fosfor. Dilaporkan juga adanya temuan bahwa tidak ada yang bisa mempengaruhi kesehatan tulang bagi orang yang mengkonsumsi kalsium dalam jumlah yang cukup.
Kenyataannya, minuman ringan hanya mengandung fosfor dalam jumlah yang sangat kecil yang terdapat dalam asam fosfat, yang merupakan bahan pemberi rasa menggigit dalam minuman cola. Rata-rata jumlah fosfor yang dapat dikonsumsi sesuai dengan rekomendasi yang ditetapkan oleh Badan Makanan dan Gizi the National Academy of Sciences’ Institute of Medicine adalah 1,000 miligram. Dalam kemasan 240 milliter Coca-Cola terdapat 41 miligram fosfor sementara dalam kemasan jus jeruk berukuran sama terdapat 27 miligram.
Fosfor adalah mineral yang dapat ditemukan secara alami dan merupakan gizi penting bagi semua mahluk hidup. Fosfor berperan penting dalam metabolisme energi di dalam tubuh dan merupakan komponen bagi tulang dan gigi. Dibandingkan dengan sumber fosfor dari makanan lainnya, minuman ringan memberikan sekitar dua persen dari total fosfor yang disarankan untuk dikonsumsi di Amerika. Sementara makanan berprotein tinggi seperti daging, keju, kacang dan biji-bijian mensuplai sekitar 98% fosfor.
Sumber: http://titosuharto.wordpress.com/2008/02/25/minuman-berkarbonasi/
Natrium bikarbonat adalah senyawa kimia dengan rumus NaHCO3. Dalam penyebutannya kerap disingkat menjadi bicnat. Senyawa ini termasuk kelompok garam dan telah digunakan sejak lama.
Senyawa ini disebut juga baking soda (soda kue), Sodium bikarbonat, natrium hidrogen karbonat, dan lain-lain. Senyawa ini merupakan kristal yang sering terdapat dalam bentuk serbuk. Natrium bikarbonat larut dalam air. Senyawa ini digunakan dalam roti atau kue karena bereaksi dengan bahan lain membentuk gas karbon dioksida, yang menyebabkan roti "mengembang".
Senyawa ini juga digunakan sebagai obat antasid (penyakit maag atau tukak lambung). Karena bersifat alkaloid (basa), senyawa ini juga digunakan sebagai obat penetral asam bagi penderita asidosis tubulus renalis (ATR) atau rhenal tubular acidosis (RTA).
NaHCO3 umumnya diproduksi melalui proses Solvay, yang memerlukan reaksi natrium klorida, amonia, dan karbon dioksida dalam air. NaHCO3 diproduksi sebanyak 100 000 ton/tahun (2001).[1]
Soda kue juga diproduksi secara komesial dari soda abu (diperoleh melalui penambangan bijih trona, yang dilarutkan dalam air lalu direaksikan dengan karbon dioksida. Lalu NaHCO3 mengendap sesuai persamaan berikut
Na2CO3 + CO2 + H2O → 2 NaHCO3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar